Tradisi Memiliki Anak Laki-laki dalam Keluarga Tionghoa Khonghucu Klenteng Boen Bio Kapasan Surabaya 泗水文庙孔教华裔家庭对拥有男孩习俗的看法

Cindy Agnes Jonathan(1*), Elisa Christiana(2),


(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Di dalam sistem kekeluargaan Tionghoa, laki-laki adalah pemimpin dan pengambil keputusan yang menjadi pertimbangan utama, karena dapat meneruskan marga dan merupakan suatu wujud bakti dalam pemeliharaan abu leluhur, maka dari itu banyak keluarga Tionghoa yang merasa kebingungan apabila tidak mempunyai anak laki-laki. Dalam skripsi ini, penulis ingin meneliti tentang perkembangan pola pemikiran etnis Tionghoa beragama Khonghucu terhadap tradisi memiliki anak laki-laki di zaman modern. Penulis menggunakan metode kualitatif dan mengumpulkan data melalui wawancara terhadap enam orang jemaat etnis Tionghoa di klenteng Boen Bio Kapasan Surabaya. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa peran anak laki-laki di tengah keluarga Tionghoa tidak berubah, namun keluarga Tionghoa modern tidak memprioritaskan adanya anak laki-laki di tengah keluarga mereka, karena anak laki-laki dan anak perempuan sama-sama memiliki peran yang penting. Bagi keluarga Tionghoa modern, memiliki anak yang berbakti adalah hal yang paling penting demi mencapai keharmonisan di dalam keluarga

在中国亲属中,家事由男人来领导,他们的决策成为家庭里的第一考虑,因为他们能继承姓氏和祖先灵位,因此许多没有男孩的华裔家庭会感到心慌。在本论文中,笔者想要调查关于现代孔教华裔家庭对拥有男孩习俗的看法。笔者采用了定性方法与通过访问了六位孔教信徒来收集资料。从分析的结果, 可见男孩的角色没有改变,但在现代华裔家庭中,男孩的存在不再优先,因为男孩和女孩都有很重要的角色。对于华裔家庭,最主要是拥有孝孩,为了达到和谐。



Keywords


Tradisi, Anak Laki-laki, BudayaTiongkok, Agama Khonghucu 习俗,男孩,中国文化,孔教

Full Text:

Untitled

References


Devi, S.ISR , MA. (2005). Boen Bio Benteng Terakhir Umat Khonghucu. Surabaya: JP BOOKS.

Gondomono. (1996). Membanting Tulang Menyembah Arwah: Kehidupan Kekotaan Masyarakat Cina. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Lim, S.M. (2009). Ruang Sosial Baru Perempuan Tionghoa: Sebuah Kajian Pasca kolonial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Nio, J. L. (2013). Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Soenarto, R.R. (2013). Budaya Tionghoa di Pecinan.Semarang: [s.n]

Suliyati, T.(2002). Studi Gender pada Masyarakat Tionghoa Di Daerah Pecinan Semarang.Artikel Ilmu Budaya, V (2), pp. 81-92. Fakultas Sastra Univertias Diponegoro.

Suryabrata, S.(1983).Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali

Tjhie, J.Y., et al. (1996). Etika dan Keimanan Khonghucu (1st ed.).Surabaya: Makin Boen Bio.

Wahid, A. (1995). Konfusianisme di Indonesia Pergulatan Mencari Jati Diri.Yogyakarta: INTERFIDEI




DOI: https://doi.org/10.9744/century.2.1.155-166

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

Indexed by : 

   

    

In cooperation with :

Tools :

 

Statistic Installed since 19 February 2019

View My Stats