Pandangan Tiga Orang Tionghoa Generasi Tua Samarinda Terhadap Makna Bunga Mei dan Tanaman Jeruk Pada Perayaan Imlek

Fransisca Haryanto(1*), Elisa Christiana(2),


(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Di kota Samarinda, hampir seluruh keluarga keturunan Tionghoa melaksanakan tradisi memasang bunga mei dan tanaman jeruk pada perayaan Imlek. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan bunga mei dan tanaman jeruk bagi generasi tua masyarakat Tionghoa Samarinda dan alasan mereka masih melakukan tradisi ini setiap tahunnya. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan mewawancarai tiga orang narasumber yang berusia 65 tahun atau lebih yang paham akan makna bunga mei dan tanaman jeruk pada saat perayaan Imlek. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga narasumber memiliki pemahaman yang umum terhadap makna bunga mei dan tanaman jeruk. Generasi tua masih melaksanakan tradisi ini dan sangat berharap pada generasi muda untuk terus melestarikan tradisi yang ada, karena tradisi merupakan salah satu tolok ukur identitas bagi etnis Tionghoa sendiri.


Keywords


Generasi tua, Samarinda, bunga mei, tanaman jeruk, Imlek

Full Text:

PDF

References


Bbg. (2015, February 18). Imlek Tradisi yang Syarat Makna. Koran Sindo. Retrieved April 12, 2015, from http://www.koran-sindo.com/read/966055/149/imlek-tradisi-yang-sarat-makna-1424245631

Bì, B. K. (2006). Xīn Biān Sòngcí Yī Běn Tōng. Taipei : Hàn Yǔ Guójì Wénhuà Yǒuxiàn Gōngsī

Bromokusumo, A. C. (2013). Peranakan Tionghoa dalam Kuliner Nusantara. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara

Clara. (2014). Chinese Auspicious Culture. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Deerona, & Ulung, G. (2014). Jejak Kuliner China yang Melegenda. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Dwijayanti, H., & Naomi, H. (2012). Melestarikan Mitologi Cina Yang Mengiringi Tradisi Tahun Baru Imlek di Indonesia Melalui Picture Book. ITB Undergraduate Journal of Visual Art and Design. Vol. 1, No. 1. Hal. 1. Retrieved Maret 28, 2015, from http://jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/viscom/article/view/17

Jiājié shí sú. (2004, June 28). Chūnjié zèng jú de fēngsú. Retrieved October 10, 2015, from http://www.china culture.org/gb/cn_zgwh/2004-06/28/content_52149.htm

Kramsch, C. (1998). Language and Culture. Berlin Ibadan : Oxford University Press.

Lim, S. (2012). Hidup Lebih Sehat, Senang,dan Sejahtera dengan Feng Shui. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Lù, Y. Bosuànzi•yǒng méi. Retrieved October 15, 2015, from http://so.gushiwen.org/view_56028.aspx

Mada, K. R. & Santosa, I. (2012, January 21). Kemeriahan Imlek dan Lebaran. Harian Kompas. Retrieved April 17, 2015, from http://entertainment.kompas.com/read/2012/01/21/04430024/Kemeriahan.Imlek.dan.Lebaran

Méihuā. (2015, Mei 13). Méihuā_Méihuā Huāyǔ Dàquán, Méihuā de Shījù, Méihuā de Xiàngzhēng Yìyì. Retrieved October 3, 2015, from http://www.wed114.cn/jiehun/ huayudaquan/20150513136631.html

Penghias Bunga. (2013, January 16). Arti Pemberian Bingkisan Jeruk Pada Tahun Baru Imlek. Retrieved March 30, 2015, from http://tokobungahias.com/arti-pemberian-bingkisan-jeruk-pada-tahun-baru-imlek/

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta, CV.

Suharto, Y.B. (2002). Kamus Populer Mandarin-Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

The, H. K. & Prayugo, S. (2005). Tanaman Simbol Imlek. Jakarta : Penebar Swadaya

Wú, B. Y. Méihuā Xiāng Zì Kǔhán Lái. Retrieved November 5, 2015, from http://www.baike.com/wiki/%E6%A2%85%E8%8A%B1%E9%A6%99%E8%87%AA%E8%8B%A6%E5%AF%92%E6%9D%A5&prd=so_1_pic

Yáng, J. Z. (2011). Yìnní Bǐdélā Jīdūjiào Dàxué Zhōngwénxì Wénhuàkè Kāishè Qíngkuàng Diàochá. China : Hebei Normal University




DOI: https://doi.org/10.9744/century.4.1.33-40

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

Indexed by : 

   

    

In cooperation with :

Tools :

 

Statistic Installed since 19 February 2019

View My Stats