Akulturasi Budaya Tionghoa dan Jawa dalam Pertunjukan Liong Batik dan Wacinwa di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta tahun 2015

Erna Tanomi(1*), Elisa Christiana(2),


(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta diselenggarakan untuk perayaan Cap Go Meh yang menampilkan berbagai kesenian baik Tionghoa maupun daerah. Untuk memperingati sepuluh tahun berlangsungnya acara tersebut, pada tahun 2015 ada penampilan dua buah kesenian hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. Yang menjadi faktor terjadinya akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa di Yogyakarta adalah orang Tionghoa yang menyesuaikan diri dengan budaya Jawa akibat adanya berbagai penolakan terhadap mereka sejak kedatangan mereka di kota tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui makna unsur budaya Tionghoa dan Jawa yang ada dalam kesenian hasil akulturasi tersebut, yaitu pertunjukan liong batik dan Wacinwa (Wayang Cina-Jawa). Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan pengamatan lapangan dan mewawancarai lima informan yang terlibat dalam acara tersebut. Hasil penelitian menunjukan dalam pertunjukan liong batik dan Wacinwa terdapat unsur budaya Tionghoa dan unsur budaya Jawa yang dapat dipadukan dengan apik dan sesuai dengan tema Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta tahun 2015, yaitu melalui pentas kesenian hasil akulturasi dua budaya tersebut dapat mempererat hubungan masyarakat Yogyakarta yang multi etnis. 

摘要

日惹中华文化周是在日惹呈现中华和印尼各地方艺术表演的元宵节庆典。为了庆祝第十届的活动,2015年有两个中国与爪哇文化融合的艺术表演。造成中国与爪哇文化融合的因素是因为华人来到日惹之后要面对一些排斥,因此他们想尽办法融入当地的主流文化。这研究是为了了解两种文化融合艺术表演—巴迪舞龙和Wacinwa(中国爪哇皮影)戏—里的中国与爪哇文化元素的含义。此论文采用定性研究法,田野观察和采访了五位负责管理活动的人士。分析结果表示在巴迪舞龙和Wacinwa戏里美好地结合了中国与爪哇文化元素而表达了2015年日惹中华文化周的主题,就是通过文化融合的艺术表演能拉近多元的日惹人的关系。


Keywords


Akulturasi budaya, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2015, liong batik, Wacinwa,文化融合、2015年日惹中华文化周、巴迪舞龙、Wacinwa(中国爪哇皮影)

Full Text:

Untitled

References


Cheong, P. (2012). Ajaran Leluhur: Tabu-Tabu China. Jakarta: Karaniya.

Darmokusumo, M.S. (2015). Batik Yogyakarta dan Perjalanan dari Masa ke Masa. Yogyakarta: Kaki Langit Kencana.

Herawati, N. (2009). Kesenian Tradisional Jawa. Jakarta: Saka Mitra Kompetensi

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kusrianto, A.( 2013). Batik – Filosofi, Motif dan Kegunaan. Yogyakarta: Andi Offset.

Lombard, D. (2000). Nusa Jawa : Silang Budaya (Jaringan Asia). Jakarta: Gramedia.

Lǔ, B.Y. (2000). Hànyǔ yǔ Zhōngguó Wénhuà.Běijīng: Huáyǔ Jiàoxué Chūbǎn shè.

Marcus, A.S. (2011). Sie Jin Kwie Ceng Tang. Jakarta : Suara Harapan Bangsa.

Maryati, K. & Suryawati, J. (2006). Sosiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung L PT. Remaja Rosdakarya.

Nasir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Riharyani. (2014). Wacinwa: Silang Budaya Cina-Jawa. Yogyakarta: Museum Negeri Sonobudoyo.

Sabdacarakatama, K. (2009). Sejarah Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Narasi.

Gong, S. (2012). Lóng nián shuō lóng. Běijīng: Xīn shìjiè chūbǎn shè.

Sunarto. (1989). Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta: Sebuah Tinjauan Tentang Bentuk, Ukiran, Sunggingan. Jakarta: Balai Pustaka.

Supriyanto, K. (2008). Selayang Pandang Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: PT Intan Pariwara

Wang, A. (2012). The Ancient Chinese Wisdom. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Wibowo, I. & Thung, J.L. (2010). Setelah Air Mata Kering: Masyarakat Tionghoa pasca peristiwa Mei 1998. Jakarta: Kompas.

Wibowo, I. (2000). Harga yang Harus Dibayar: Sketsa pergulatan etnis Cina di Indonesia. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.

Yang, W. (2013). Secrets of The Dragon. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Zhāng, B.C. (2012). Píyǐngxì. Jǐnán: Tàishān Chūbǎn Shè.

Zhāng, Y., Wáng, X.Y. & Lǐ, R.H. (2014). Guó Jiéqìng Wénhuà Cóngshū Yuánxiāo Jié. Ānhuī: Ānhuī Rénmín Chūbǎn Shè.




DOI: https://doi.org/10.9744/century.2.1.108-122

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

Indexed by : 

   

    

In cooperation with :

Tools :

 

Statistic Installed since 19 February 2019

View My Stats